macam-macam perbuatan jelek

 

ODJ_061209Kajian Kitab Syajarotul Ma’arif Rabu Legi, 10 Romadlon 1437 H/ 15 Juni 2016 M.

Macam-macam perbuatan jelek:

* Dusta penguasa, Zina orang tua, dan sombongnya orang faqir. Orang yang melakukan perbuatan ini tidak akan diajak bicara oleh ALLOH pada hari kiamat, tidak dilihat dan bagi mereka siksa yang pedih.

Perbuatan ini menjadi besar dosanya, karena lemahnya pendorong untuk melakukan hal itu.

* Menyakiti Nabi, baik secara langsung atau menyakiti keluarga dan anak turunnya.
وما كان لكم أن تؤذوا رسول الله
والذين يؤذون رسول الله لهم عذاب أليم

* Menyulitkan Nabi, dengan meminta permintaan yang tidak wajar. Seperti meminta diturunkan kitab secara langsung dari langit.
أم تريدون أن تسألوا رسولكم كما سئل موسى من قبل
يسألك أهل الكتاب أن تنزل عليهم كتابا من السماء

* Tidak bertata krama yang baik terhadap Nabi. Hal ini akan melebur amal baik, karena merendahkan hal yang agungkan ALLOH, padahal tidak ada yang lebih agung dari pada Nabi. Seperti mendahului Nabi saat berjalan, meninggikan suara yang melebihi suara Nabi atau mengeraskan suara kepada Nabi.
يا أيها الذين آمنوا لا تقدموا بين يدي الله ورسوله
لا ترفعوا أصواتكم فوق صوت النبي ولا تجهروا له بالقول كجهر بعضكم بعضا
Pada zaman sekarang, zaman yang Nabi tidak ada, maka hal ini berlaku untuk para ulama yang merupakan ahli warist Nabi.

* Menyakiti Wali ALLOH, Kedua orang tua, anak yatim, tetangga, maupun orang islam secara umum.
من آذى لي وليا فقد بارزني بالمحاربة
فلا تقل لهما أف ولا تنهرهما
فأما اليتيم فلا تقهر
لا يدخل الجنة من لا يأمن جاره بوائقه
والذين يؤذون المؤمنين والمؤمنات بغير ما اكتسبوا فقد احتملوا بهتانا وإثما مبينا

* Merasa berjasa telah berbuat baik kepada ALLOH dengan ketaqwaan. Karena hakikatnya ketaqwaan merupakan anugrah dari ALLOH. Sehingga tidak pantas merasa telah memberi nikmat dengan ketaqwaan.
قل لا تمنوا علي إسلامكم

* Menyakiti atau menyengsarakan Istri, orang tua, anak, juru tulis maupun saksi.
لا تضاروهن لتضيقوا عليهن
ولا تمسكوهن ضرارا لتعتدوا
ولا تضار والدة بولدها ولا مولود بولده
ولا تضار كاتب ولا شهيد

* Saling marahnya penguasa dan rakyatnya.

Kemarahan rakyat atas penguasa menunjukkan bahwa ALLOH juga marah atasnya. Seperti dalam hadist: Apabila ALLOH marah kepada seorang hamba, maka ALLOH berkata kepada jibril bahwa “AKU marah kepada Fulan, maka marahlah engkau kepadanya”. Maka jibril, Penduduk langit serta penduduk bumi pun marah.

Sedangkan kemarahan penguasa yang berbuat aniaya kepada rakyat tidak bisa dianggap, karena kemarahan perorangan atau golongan yang kecil tidak dianggap jika berhadapan dengan golongan besar. Sebab tidak ada orang yang sepi dari musuh.

Sedangkan hadist Diatas memberikan pemahaman kemarahan penduduk bumi bukan kemarahan orang perorang. Dan yang dimaksud penduduk bumi adalah orang-orang yang sholih dan beriman, bukan orang-orang kafir yang sesat. Karena sebaik dan sesempurna apapun manusia, tetap akan ada orang yang membencinya. Nabi bersabda:”Kalian adalah para saksi ALLOH di muka bumi”. Sedangkan orang kafir atau ahli maksiat tidak bisa menjadi saksi.

Akan tetapi bagaimana pun keadaan penguasa, rakyat tidak boleh melengserkan atau menurunkan mereka dari jabatannya, selagi mereka tidak terang-terangan memerintah kepada hal yang bertentangan dengan hukum ALLOH.

Rosululloh bersabda: “Sejelek-jelek para pemimpin kalian adalah orang-orang yang kalian benci terhadap mereka dan mereka benci kepada kalian, kalian melaknati mereka dan mereka melaknati kalian.
Seorang sahabat bertanya: Ya Rosulalloh, Apakah Kami tidak memerangi mereka dengan pedang?
Rosululloh menjawab: Tidak, Selama mereka masih mendirikan sholat diantara kalian. Dan Apabila kalian melihat sesuatu hal yang kalian benci dari pemimpin kalian, maka bencilah perbuatannya, tetapi janganlah kalian mencabut ketaatan kalian pada mereka”.

Hal itu, karena orang yang memberontak kepada penguasa yang sah kebanyakan dikarenakan fanatik golongan.
Nabi bersabda: “barang siapa berperang dibawah bendera pemimpin yang tidak jelas, marah karena fanatik, mengajak kepada golongan atau menolong kefanatikan golongan, kemudian ia terbunuh, maka dia mati dalam golongan jahiliyyah”.
من قاتل تحت راية عمية يغضب لعصبة أو يدعو إلى عصبة أو ينصر عصبة فقتل فقتلة جاهلية.

Nabi bersabda: Barang siapa membenci suatu hal dari pemimpinnya, maka bersabarlah. Karena tidak ada salah satu seorang yang keluar satu jengkal saja dari taat kepada pemimpin kemudian mati dalam keadaan itu, kecuali mati dalam golongan jahiliyyah.

Karena masih tegaknya pemimpin, bagaimana pun sikapnya dan keadaannya, itu lebih baik dari pada adanya fitnah yang berkepanjangan karena tidak adanya kepemimpinan, sehingga menyebabkan munculnya perebutan untuk memperoleh kekuasaan.

لأمير غشوم خير من فتنة تدوم..

Foto Kanthongumur.
oleh: kanthong umur

Leave a comment